Akun Facebook saya yang di bajak hacker.
Banyaknya akun yang kena hack minggu lalu, sempat membuat kehebohan dan kepanikan di antara pemilik akun Facebook yang akunnya diretas oleh para hacker. Begitu juga bagi para pemilik akun yang tidak terkena, mereka tetap was-was dan melewati hari yang rusuh itu dengan perasaan yang tidak tenang. Dengan sebuah pertanyaan, apakah akun saya juga akan kena hack? Dan segumpal harapan, semoga hal itu tak terjadi pada akun mereka.
Bagaimana dengan saya? Sungguh sebuah pengalaman yang membuat trauma. Walau pada awalnya membuat panik, namun saya berusaha untuk tenang dan berfikir rasional.
Awal kejadian
Hari itu Selasa 3 Februari. Saya saat itu sedang berada di luar rumah, tengah pergi ke BCA Mandala yang jauhnya sekitar 500 meter dari rumah. Saat memasuki halaman BCA, sebuah pesan masuk di HP saya, Nokia Lumia 510.
Saya lalu membaca pesan tersebut, yang rupanya sebuah inbox dari seorang teman di Bandung, yang rupanya berupa link menuju sebuah akun lain. Setelah membaca saya lalu membalas, bahwa saya baru akan membuka pesan tersebut di computer di rumah nanti. Diantara ingin tahu dan berusaha untuk bersikap hati-hati dengan link pada sebuah inbox, tanpa saya sadari jempol saya menyentuh inbox yang dikirim teman tersebut, hingga akhirnya terbuka. Tapi kemudian saya lalu menutup HP saya dan membiarkannya dalam keadaan standby.
Kembali dari BCA saya singgah di Pasar Timbul, tempat saya biasa ngobrol dengan teman-teman pedagang pasar. Keasyikan ngobrol yang diselingi pulang sebentar untuk shalat Ashar, saya baru pulang menjelang magrib. Selesai shalat Magrib lalu makan malam, selesai makan lalu istirahat sejenak sambil bermain dan melihat PR Rizqy, anak bungsu saya.
Keasyikan bermain dengan Rizqy akhirnya saya tertidur, dan baru bangun lewat jam 10 malam, lalu menunaikan shalat Isya. Selesai shalat baru nongkrong di depan computer, online sambil mencari inspirasi buat menulis.
Saat mencoba untuk masuk ke akun FB, saya tidak berhasil!. Saya heran dan timbul pertanyaan apa yang terjadi dengan akun FB saya. Karena setiap saya memasukkan alamat email dan password, selalu gagal dan mendapat jawaban dari FB bahwa email dan password saya salah.
Saya lalu mencoba masuk ke akun saya yang memakai nama sesuai KTP dan berhasil!, lalu mengetikkan nama Dian Kelana di tempat pencarian, dan akun sayapun terbuka. Saya tidak melihat keanehan pada akun saya, dalam hal ini saya tidak melihat ada status atau iklan aneka barang yang biasa tampil kalau akun kita di bajak oleh para pedagang gadget. Tapi justru karena itu saya semakin penasaran, apa sebenarnya yang diinginkan si pembajak.
Untuk meluapkan penasaran saya, saya berusaha terus agar bisa masuk ke akun saya melalui berbagai cara yang dianjurkan mesin penjawab FB. Karena selalu gagal, sebagai pamungkas FB lalu menawarkan langkah terakhir, yaitu apakah akun saya akan dibiarkan sebagaimana adanya atau ingin diblokir, sehingga tak seorangpun bisa memasuki dan memanfaatkannya. Tanpa ragu lagi saya lalu mengambil pilihan kedua, blokir!
Selesai mengizinkan FB memblokir akun saya, sayapun buru-buru membuat akun baru. Hal itu saya anggap perlu, karena saya ingin memberitahukan kepada teman-teman di FB kalau akun saya dibajak oleh hacker. Saya sendiri saat itu belum tahu apa yang tengah terjadi, dan juga belum tahu bahwa kehebohan dan korban yang berjatuhan semakin banyak.
Untuk mengetahui apakah akun saya benar-benar telah di blokir, saya lalu kembali membuka akun dengan nama asli saya. Setelah masuk, saya lalu mengetik nama Dian Kelana di tempat pencarian, hasilnya? Sebuah gambar jempol raksasa berwarna biru yang dibalut plester, dengan keterangan bahwa akun saya telah tidak aktif.
Selesai membuat akun baru dengan Nama Dian Kelana dan logo Save KPK, saya lalu berfikir bagaimana kalau teman-teman menyangka kalau akun saya telah pulih lagi? Atau akun saya itu masih dikuasai hacker? Untuk menghindarkan kesalah pahaman atau salah interpretasi itu, saya lalu mengganti nama akun saya menjadi Dian KelanaDua dengan foto profil saat saya berkelana di Ranah Minang lima tahun yang lalu.
Begitu selesai membuat akun baru, saya langsung meng-add teman-teman. Karena ingin segera mendapatkan teman sebanyak-banyaknya, saya malah dapat tegoran dari FB, karena meng-add teman-teman melebihi kecepatan yang diizinkan oleh FB. Sehingga selanjutnya kalau meng-add teman-teman saya diharuskan melalui pintu pemeriksaan dengan mengisi capcha.
Rupanya apa yang saya bayangkan sebelumnya benar-benar terjadi, di saat saya masih disibukkan dengan permintaan perteman di FB, sebuah sms dari Ani Berta, masuk. Memberitahu bahwa akun saya dan rekan Syaifudin Sayuti kena hack. Serta mengatakan bahwa Ani Berta sudah kena tipu, karena mengirim uang kepada si pembajak akun Syaifudin Sayuti.
Setelah teman-teman mengkonfirmasi pertemanan, baru saya tahu bahwa akun beberapa orang teman telah kena hack, dan beberapa orang diantaranya mengatakan bahwa mereka menerima inbox dari saya, yang isinya sebuah link seperti yang saya terima dari teman di Bandung. Teman-teman yang sadar bahwa telah terjadi pembobolan akun beberapa orang teman di FB inilah, yang segera memberi tahu teman-teman yang lain agar waspada kalau menerima inbox, agar akun mereka juga tidak kena hack.
Akun saya akhirnya kembali.
Rabu 4 Februari. Setelah semalaman kurang tidur, sekitar jam 9 pagi saat saya mengunjungi gmail. Saya melihat ada email dari FB, isinya mengatakan bahwa akun saya telah di masuki oelh orang lain, dan menyarankan agar saya mengamankan akun saya. Tanpa membuang waktu lagi saya langsung mengikuti arahan yang diberikan oleh FB. Alhamdulillah, tidak sampai setengah jam kemudian, akun FB saya yang lama aktif lagi dengan email dan pasword baru!
Saya lalu mengklarifikasi dan juga segera membuat status baru, berisi permintaan maaf kepada teman-teman yang telah mengalami situasi yang tidak nyaman, gara-gara akun saya dibajak oleh hacker. Alhamdulillah respon teman-teman juga cukup menggembirakan dan penuh pengertian, walau masih ada beberapa akun yang saat itu belum berhasil dipulihkan. Tentu saja saya berharap, agar semua akun teman-teman pulih kembali seperti sedia kala secepatnya.
Yaaampuun, Ayah juga akunnya sempet kena hack, aku waktu itu cuma liat status teh Ani yg bilang kena tipu..
berarti harus hati2 banget yah kalau ada yg kirim link2 gitu, gak boleh asal di klik, bahaya jugaaa..
Ohiya, katanya sih biar lebih aman bisa ganti password /berapa bulan sekali gitu, biar gak kena hack..
Biasa ayah hati-hati bila buka link di inbox, Rani. Cuma karena saat itu ayah pakai HP link itu kebuka nggak sengaja, saat layarnya kesenggol sama jempol.
Sebaiknya memang pasword diganti secara regular.
Ngebayangin si hacker licik.
.
pernah dapat notif link juga dari ayah..Agak curiga juga, jadi nggak dibuka. Semoga akun-akun kita semua aman ya, yah. Aamiin
Makin banyak yang menghack akun orang ya, makasih Pak Dian udah berbagi, semoga saya juga bisa lebih aware
dan sekarang saya kena kasus ini Ayah … sediiihhhhh