Berkelana di Ranah Minang (6):Menikmati Ketan dan Durian di Kota Padang

Setelah puas berkeliling kota Padang, dari jalan Bagindo Aziz Khan kami belok kanan meluncur melewati jalan Proklamasi, orang Padang menyebut daerah ini Kampung Terandam. Setelah melewati bekas stasiun kereta api Terandam kami belok kanan, melewati kawasan toko-toko yang diisi mayoritas pedagang Obat-obatan.

Setelah berbelok kekiri menuju arah rumah sakit tentara, kami sampai di deretan pedagang durian. Kiri kanan jalan sepanjang jalur hijau, durian menumpuk menggiurkan, membuat hati tak sabar untuk segera menikmati.

Gambaran kerusakan yang di timbulkan oleh gempa, yang masih hangat kami bicarakan. Sontak berganti dengan pembicaraan sekitar durian, yang aromanya mulai menerobos rongga hidung kami. Ini pasar durian terbesar di Sumatera Barat, cetus Dolla Indra sambil mencari tempat parkir.

Setelah mendapatkan tempat parkir yang persis berdampingan dengan salah seorang pedagang durian, dengan barang dagangannya yang terpajang kami lihat cukup bagus-bagus. Kami turun dari mobil dan mulai memilih durian yang akan kami nikmati.

Walaupun kampung saya Kamang cukup terkenal dengan buah durian, namun saya tak piawai dalam memilih mana durian yang bagus. Ini di karenakan saya hidup lebih banyak di rantau daripada di kampung. Untuk memilih durian ini saya mempercayakannya saja kepada cucu saya Dolla Indra, sementara saya sibuk mengabadikan durian-durian itu dengan kamera saya.

Berbagai cara orang menikmati durian, begitu juga dengan umumnya orang Minang.

Rakyat Sumatera Barat khususnya, serta beberapa daerah yang berada disekitarnya, umumnya menikmati buah durian ini dengan ketan yang telah di campuri dengan kelapa. Maka untuk memenuhi kebutuhan itu, para pedagang durian di kota Padang ini telah melengkapi diri dengan ketan, apakah itu ketan hitam atau ketan putih.

Agar suasana menikmati durian ini bisa lebih asyik, maka para pedagang inipun menggelar tikar dibawah tenda dagangannya. Sambil baselo atau lesehan, dua atau tiga buah durian berukuran cukup besar lewat tanpa terasa….

Karena sudah cukup lama tak makan durian dengan ketan ini, saya sampai lupa mengabadikan ketan yang tanpa terasa sudah ludes di piring saya, untung duriannya masih empat saya abadikan…. Mau?

 

Deretan para pedagang durian di Pasar Durian kota Padang

 

 

Durian-durian yang menggiurkan dan menantang untuk dinikmati…

 

Woooow……. ini baru namanya belah duren ….

 

 

Mau…….???????

 

 

…… dan pesta durian bersama ketan pun usai...

 

 

 

 

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.