Seorang Balita di Tengah Pergolakan PRRI (12): Hari-hari Yang Sunyi

Semenjak umi dibawa pergi dan tak pernah kembali, kehidupan kami dirumah gadang berubah. Tak kedengaran lagi bunyi alu beradu dengan lasuang. Menumbuk kopi untuk dijadikan sabuak. Karena tidak ada yang menggantikan umi untuk berdagang berkeliling kampung. Umi belum sempat melakukan regenerasi pada anak-anaknya yang masih gadis-gadis kecil yang baru berusia belasan tahun.