
Di bawah terik matahari yang mulai membakar, ribuan warga yang datang dari berbagai sudut Jakarta dan sekitarnya Minggu pagi, ikut menyatu mengelilingi lapangan utama Monas. Mereka bersatu bergandengan tangan membentuk salam Asean, dalam rangka ulang tahun ke 46 Asean dan pemecahan rekor Muri.
4000 warga yang datang dari berbagai lapisan itu, yang datang berkelompok dari berbagai komunitas dan juga kampus, serta yang datang sendiri maupun dengan keluarga. Berdiri bagaikan pagar mengililingi Monas, menyatu bersama warga Asean lainnya yang ikut bergabung di sana bersama para pejabat Kementerian Luar Negeri, Sekretariat Asean dan para wakil dari sepuluh negara anggota Asean.

Sambutan atas acara yang digelar oleh Sekolah Dinas Luar Negeri (Sekdilu) ini sangat membesarkan hati. Saya sendiri berangkat dari rumah sekitar jam 6 pagi, naik bus Transjakarta, sampai di Monas menjelang setengah tujuh. Lalu langsung merapat ke pelataran Monas Timur, di mana acara ini di pusatkan dengan membangun sebuah panggung terbuka dengan spanduk besar di belakangnya bertuliskan “Pemecahan Rekor Muri Salam Asean Terbanyak Mengeliling Monas”

Saat melakukan registrasi saya melihat aneka warna seragam komunitas yang hadir, generasi muda dengan semangat yang tinggi. Banyaknya meja registrasi yang disiapkan, nampaknya masih kurang untuk menampung peserta yang datang. Tua muda bergabung jadi satu, sebuah semangat yang patut di acungi jempol


Acara Pemecahan rekor Salam Asean ini di mulai dengan senam pagi bersama para peserta selama 20 menit. Tepat jam 7.30 barisan salam Asean inipun dimulai.


Para petugas yang telah siap di sekeliling tugu Monas, mulai mengatur para peserta. Mulai dari jejeran Diplomat di Kementerian Luar Negeri dan Sekretariat Asean, serta para Diplomat atau perwakilan dari sepuluh Negara Asean, bergandengan tangan dengan penuh senyum ceria dan semangat persahabatan. Bahkan mantan jurubicara kepresidenan zaman Gus Dur, Wimar Witoelar yang datang dengan kursi roda, yang tadinya hanya duduk di kursi rodanya, akhirnya ikut bangun dan berdiri dengan penuh semangat.

Pelataran disekeliling Monas yang tadinya ramai, pelan-pelan mulai sepi. Karena pengunjung yang mendaftar ataupun tidak, secara spontan ikut berpartisipasi. Kecuali bagi mereka yang tidak tahu mengenai acara ini, melihat dengan pandangan bingung dan bertanya-tanya.
Di tengah acara pelaksanaan Salam Asean ini, ratusan balon berwarna merah putih dilepaskan ke udara oleh beberapa perwakilan anggota Asean, diantaranya terlihat kepala Pusdiklat Kemenlu, Dutabesar Hazairin Pohan.

Selesai acara pelepasan balon, maka berakhirlah acara inti Pemecahan Rekor Salam Asean ini. Acara kemudian beralih ke panggung terbuka, berupa pidato penyambutan, dari Kemenlu, Sekretariat Asean dan yang mewakili gubernur DKI. Acara kemudian diisi dengan hiburan dan terakhir penarikan doorprize yang disambut sukacita oleh mereka yang beruntung mendapatkan hadiah.

Saya sendiri yang tidak sempat sarapan saat berangkat dari rumah, dan juga terlambat mengambil jatah snack yang disediakan panitia. Akhirnya pulang dan sampai di rumah, dengan kepala yang seakan mau pecah karena kepanasan. Untungnya tidak berlangsung lama, karena sorenya sudah normal lagi sewaktu saya bangun, setelah tidur sejak siangnya.

wah keren acaranya, semoga anggota ASEAN senantiasa dapat bergandengan tangan untuk kesejahteraan masyarakat ASEAN
keren ya ayahh..acaranya ..sayang aku gak bisa ikut :((
Fantastico! Nice report and good photos! Congrats, Bro Dian Kelana. Salam Bloggers!
Setuju bung Chandra, Asean untuk Asean
Salam
Luar biasa… Sri Sugiarti. Sayang sekali nggak bisa hadir.
Salam
Acara yang hebat pak Hazairin Pohan, gemanya sudah pasti ke seluruh negara anggota Asean
Terimakasih sudah singgah pak
Salam
Om tak kira dateng duluan deh, kok malah gak dapet jatah box makanan yah, tau gitu mah kita joinan deh hehehe, apa krna kebnyakan fokus moto kali jadi lupa ngambil nih,
( dan perbincangan berlangsung lama dipinggir panggung ) 😀
Jay…
Waktu saya datang, snacknya memang belum ada, waktu dibagikan saya malas mengambilnya karena kejauhan dari tempat acara, dan mengganggu konsentrasi saya lagi bekerja. Waktu kita di samping panggung saya ditawari teman, dan mengambil risol.
Waktu mau pulang saya lihat snacknya masih tersisa banyak di meja registrasi, akhirnya saya kebagian juga dan dibawa pulang.
Salam