Hariku Semakin Dekat

Hari ini, 57 tahun yang lalu
suara tangisan memecah kesunyian penuh ketegangan
di saat fajar menyingsing ketika subuh menjelang
sebuah penantian selama sembilan bulan
seorang bayi mungil lahir dari rahim sang ibu
namun, tiada ayah yang mendampingi
karena dia telah lebih dulu pergi dipanggil Tuhannya
menghadap sang pemilik kehidupan
mengiringi gugurnya sehelai daun penuh catatan di Lauhulmahfuuz
kini, 57 tahun telah berlalu
begitu banyak riak dan gelombang kehidupan telah kau alami
mulai dari kecepaknya air sumur
derasnya aliran air sungai yang mengalir berliku
hingga hempasan ombak gelombang samudra
lembutnya belaian embun pagi
siraman gerimis yang malu-malu menyirami bumi
hingga terjangan badai dengan halilintar yang membahana
hangatnya matahari pagi
hingga dia panas membara di tengah hari
lalu kembali meredup menjelang petang
pahit manisnya, sedih gembiranya hidup sebagai yatim piatu
semua telah kau lalui
kini masa senjamu mulai menapak naik
hari-hari tersisamu semakin pendek
sementara bekalmu menuju ke abadian nyaris tak ada
begitupun bekal untuk mereka yang kau tinggalkan juga hampa
karena kemiskinan begitu mencintaimu
hingga dia tak mau beranjak meninggalkanmu
namun, walaupun miskin harta
semoga kau tak miskin jiwa
karena jiwamu akan menerangi orang-orang yang kau sayangi
hingga, bila kau pergi
kau masih memiliki sedikit arti

Jakarta, 101212

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.