Melepas Rahmi Hafizah Hijrah ke Cirebon

Rakha Samudera Khamzah, putra Rami Hafizah dengan Batara Khamzah
Rakha Samudera Khamzah putranya Rahmi Hafizah dengan Batara Khamzah

.

…om, mohon doa hr ni kami hijrah ke crb

.

Tersentak bagai di sengat listrik tegangan tinggi, saya  membaca sms yang dikirim pukul 04.14 subuh itu. Ya itu adalah sms dari Rahmi Hafizah Musthofa, Kompasianer Jakarta yang menikah dengan Batara Khamzah, Kompasianer yang pernah bekerja di Korea dan kini telah menetap di kampung halamannya di Cirebon, sejak kembali ke Indonesia dan tak memperpanjang kontrak kerjanya di Korea.

Sejak menikah 27 November 2011, mereka memang tidak tinggal serumah, Rahmi bekerja di Elex Media salah satu anak perusahaan group Kompas, di Palmerah Selatan. Sementara Khamzah merintis usaha di kampung halamannya di Cirebon. Mereka hanya bertemu di Jakarta setiap akhir pekan.

Sejak putra mereka  Rakha lahir 4 bulan lalu, saya sudah berniat untuk melihatnya ke Palmerah, rumah keluarga Rahmi. Tapi niat itu selalu saja tidak kesampaian. Disaat sibuk saya teringat hendak pergi kesana yang tentu saja tidak mungkin, sementara disaat longgar malah tak teringat sama sekali.

Setelah pulang dari masjid dekat rumah, seusai shalat subuh tadi pagi, saya langsung bersiap hendak berangkat ke Palmerah. Tapi sebelum berangkat saya menelpon Rahmi agar di kirimi alamat lengkap rumahnya melalui sms, karena memang saya belum tahu rumahnya, karena belum pernah kesana sebelumnya. Saya minta Rahmi untuk menunggu saya, karena katanya dia berangkat jam 6 pagi. Saya tidak ingin sampai di rumahnya saat dia sudah meninggalkan Jakarta.

Dengan menumpang ojek tetangga dalam 10 menit saya sampai di Palmerah melewati jalan S. Parman yang masih Sepi dari Tomang dan masuk ke Palmerah Selatan, kompleknya Kompas. Setelah membayar ojek saya lalu menanyakan posisi rumah Rahmi dari seorang warga yang kebetulan berdiri di dekat jalan Gelora IX, berdasarkan sms yang dikirim Rahmi sebelumnya. Tidak sulit mencari rumah Rahmi, hanya dengan dua kali lagi bertanya dan yang terakhir saya malah diantar langsung kerumahnya oleh tetangga dekat rumah Rahmi. Uniknya penduduk sekitar tidak kenal dengan yang namanya Rahmi, mereka Cuma kenal Epi atau Efi. Untunglah Rahmi meneyertakan juga nama ibunya di dalam sms itu serta nomor rumahnya. Berdasarkan nama ibunya Rahmi itulah tetangganya mengantarkan saya kerumah Rahmi.

Bertamu di subuh hari memang bukanlah waktu yang tepat, tapi syukurlah Rahmi telah memberi tahu ibu dan kakaknya Mukhlis yang tinggal bersebelahan, sehingga kehadiran saya bisa diterima dengan tangan terbuka. Saat saya masuk rumah Rakha tengah tidur di kereta dorongnya yang di letakkan di ruang tamu, sehingga saya bisa langsung melihatnya. Rahmi juga mengatakan Rakha baru saja tidur lagi setelah di mandikan jam 5 tadi.

Sambil menunggu Munir kakak tertua Rahmi yang akan mengantar ke Cirebon, kami mengobrol dengan ibunya Rahmi, Hajjah Muronah yang di dampingi Mukhlis dan putrinya Aliya dan istri Mukhlis Tita. Lagi asyik ngobrol Rahmi menyuguhkan sarapan pagi Nasi Megono, makanan khas Pekalongan.

Rupanya kedatangan Munir agak sedikit terlambat, sehingga cukup panjang juga obrolan kami pagi itu. Mendekati jam 8.30 jemputan yang akan mengantar Rahmi ke Cirebon datang, kamipun bergerak meninggalkan rumah keluara Rahmi, sambil menenteng barang pindahan Rahmi yang tidak muat di bawa dengan motor menuju mobil yang di parker di jalan Gelora. Sampai di mobil yang menunggu sayapun berkenalan dengan Munir, kakak tertua Rahmi beserta istri dan anak-anaknya yang ikut mengantar ke Cirebon. Sayang mobilnya sudah penuh, sehingga keinginan saya untuk ikut mengantar ke Cirebonpun tidak sampai. Tapi saya cukup puas karena niat saya mengunjungi dan bertemu si kecil Rakha kesampaian.

Jam 8.45 mobil yang di kemudikan Munir itupun bergerak meninggalkan Palmerah, berangkat mengantarkan Rahmi Hafizah dan putranya Rakha hijrah ke Cirebon, menemui sang suami/ayah mereka tercinta, Batara Khamzah. Selamat jalan Rahmi, salah satu anakku di Kompasiana. Bila umurku panjang, insya Allah kita bertemu lagi…

 

 

Tiga Generasi

 

Rakha bersama sang nenek Hajjah Muronah

 

Aku dan cucuku

 

Saya
Saya melepas keberangkatan Rahmi dan Rakha menuju Cirebon, sesaat sebelum berangkat.
Rakha dan Aliya anaknya Muchlis dan Tita

Rakha bersama Tita istri Mukhlis

 

Mukhlis bersama putrinya Syilla

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.