Menikmati Dinginnya Malam di Bukit Cileunca.

Kabut sore di Bukit Cileunca
Kabut sore di Bukit Cileunca

Kami sampai di penginapan grouphousecileunca. Sebuah resort dengan fasilitas cukup memadai. Uniknya model penginapannya bukan berbentuk kamar untuk satu atau dua orang, tapi berbentuk barak untuk 20 orang!. Serta ada ketentuan khusus disini, Anda harus pisah ranjang dengan istri di tengah dinginnya suasana pegunungan, karena disini ada aturan, laki-laki dan perempuan tidak boleh campur dalam satu barak! Tapi tak usah khawatir, selimut wool tebal sudah siap membungkus tubuh anda, untuk melawan dinginnya suhu malam hari di sana. Tapi anehnya, selimutnya tersedia 10 buah untuk setiap barak. Jadi satu selimut untuk  berdua. Busyet dah…. Untung rombongan kami hanya 19 orang, 11 pria dan 8 wanita, dan dapat dua barak. Sehingga hanya 2 orang yang kebagian selimut satu berdua, selebihnya bisa tidur nyenyak dengan selimut tebal sendirian. Hehehe…

Teman-teman yang tadi kedinginan setelah berarung jeram ria, turun dari mobil langsung masuk barak. Semuanya berusaha secepat mungkin lebih dulu mencapai kamar mandi yang berada diluar diapit diantara dua barak.

Saya sendiri duduk santai sambil sesekali mengabadikan momen candid teman-teman yang sudah selesai mandi, maupun pemandangan alam di sekitar grouphousecileunca yang memang indah. Saat kami duduk-duduk santai menunggu magrib, pelan-pelan kabut putih berupa embun mulai turun dan menutup daerah sekitar. Hal ini juga meperpendek jarak pandang kami. Suasana dingin pegununganpun mulai terasa menusuk pori-pori saya. Sebuah suasana yang mengingatkan saya akan kampung halaman saya yang berada di kaki bukit barisan di Sumatera sana.

Saat kami duduk santai itu, seorang ibu datang menawarkan kopi. Sebuah tawaran yang tentu sangat sayang untuk d tolak di suasana dingin seperti itu. Suasana di teras barakpun semakin ramai dengan berkumpulnya teman-teman yang sudah selesai mandi, mengobrol dan kembali heboh menceritakan pengalaman mereka berarung jeram, yang tentu saja sebuah pengalaman yang akan cukup lama mengendap di hati masing-masing.

Selesai shalat magrib bejamaah di mushalla yang berada di belakang barak, kami kembali ke barak. Sambil menunggu makan malam, sebagian teman-teman meluncur kedunia maya, suasana barak sejenak diam tanpa suara, kecuali bunyi keyboard tengah di ketuk, atau suara beberapa teman yang ngobrol di teras barak.

Saat keheningan menyelimuti barak. sejenak terdengar agak ramai di teras, saya lalu bangkit dari pembaringan dan keluar. Rupanya ada tamu, yaitu petinggi dari airrisadventure.com yang sehari-hari di panggil Mang Ucu. yang membawahi  raftingbandung, dan grouphousecileunca. Pimpinan rombongan kami Argun, yang juga merupakan pemilik Dewaseo, memanggil semua anggota rombongan, termasuk yang wanita, untuk berkumpul di teras barak pria. Dalam sekejap teras itupun penuh, sekitar duapuluh orang berkumpul, sharing dan berbagi cerita. Mang Ucu lalu membuka kisah bagaimana usaha sektor pariwisata yang ada di Cileunca itu mulai dituangkan dalam bentuk ide, direalisasikan dengan kerja keras dengan modal yang lumayan besar dari investor, hingga akhirnya resort di Cileunca, Pengalengan ini berdiri, dan kini sudah di kenal luas oleh mereka yang senang dengan wisata alam yang penuh tantangan.

Apa yang disampaikan Mang Ucu itu bukanlah omong kosong belaka, karena kami juga menyaksikan sendiri, sore hari saat kami duduk santai di teras setelah acara arung jeram tadi siangnya, satu rombongan dari sebuah grup supermarket di Jakarta, datang dan mengisi dua barak yang tadinya kosong di sebelah kami. Begitu juga barak yang berada di bawah kami, sudah dipersiapkan sedemikian rupa untuk menyambut tamu yang jumlahnya hampir seratus orang. Diantaranya panggung khusus untuk catering, dan tenda makan yang sudah terisi sekitar seratus kursi.

Cukup banyak yang kami dapatkan dalam obrolan malam itu, walau udara dingin pegunungan menyengat kulit, namun obrolan yang sangat inspiratif dari Mang Ucu, membuat suasana menjadi hangat dan menunda lapar yang tadi sempat melanda.

Disaat kami ngobrol dengan Mang Ucu, tidak lama kemudian sajian makan malampun datang. Sesuatu yang sangat kami tunggu-tunggu dengan tidak sabar sejak sore tadi. Maklum, suasana dingin membuat perut ini mudah sekali merasa lapar. Untung saja beberapa teman ada yang membawa makanan kecil dari rumah masing-masing. Sehingga lumayan juga untuk mengganjal perut yang keroncongan. Melihat kami sudah siap untuk menyantap hidangan yang sudah tersedia, Mang Ucu pun pamit dan meninggalkan kami. Kamipun lalu berpindah duduk ke ruang makan, lalu menikmati makan malam yang sempat tertunda sejenak tadi.

Selesai makan malam di bangunan terbuka di samping barak, kami kembali ke barak. Acara bebas yang bagi seluruh rombongan. Kebanyakan langsung kembali membuka laptop maupun perangkat lainnya untuk berselancar di dunia maya, karena memang di sanalah dunia para blogger ini. Suasana mulai sepi, semua mata menuju ke gadget masing-masing, hidup nafsi-nafsi dengan teman sebelah, tapi begitu ramai di dunia maya. Tapi diantara kami ada juga yang langsung tidur, karena kecapekan seharian bergerak terus tak berhenti, menikmati suasana yang jarang-jarang di dapatkan dalam kehidupan nyata sehari-hari. Beberapa orang ada juga yang ngobrol di teras, karena masih kenyang habis makan, juga karena habis minum kopi dan belum bisa tidur. Saya tidak tahu bagaimana situasi di barak sebelah, dimana teman-teman yang wanita berkumpul. Tapi nampakmya mereka juga belum tidur, karena sesekali terdengar suara tertawa yang berderai heboh. Saya sendiri juga mencoba online dengan Lumia, hadiah dari persahabatan yang takkan terlupakan. Melihat status teman-teman di FB, memberi komentar atau juga membalas komentar.

Namun karena hari semakin larut, sementara besok kami harus mengikuti permainan yang cukup seru, yaitu Paintball dan Flying Fox, satu persatu mulai merebahkan diri dan tidur, dibungkus selimut woll yang tebal, melawan dinginnya udara pegunungan. Malampun berlalu semakin sepi…

Menunggu malam tiba
Obrolan petang, menunggu malam tiba

 

 

Mang Ucu, pengelola resort
Dari kiri: Dann Julian, Mang Ucu, pengelola resort Group House Cileunca dan Argun

 

Kain sarung pun ikut jadi penghangat tubuh
Ngobrol santai walau yang dibahas masalah serius

 

Emak-emak blogger
Emak-emak blogger yang lagi serius

 

IMG_6307 a
Yang serius dan yang santai

 

Menikmati makan malam
Menikmati makan malam, seriusssssss……. laperrrrrrrrrrrrr

 

Pokoknya kenyang
Dilarang mengganggu orang lagi lapar…

 

 

Join the Conversation

6 Comments

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.