Aku malu… demikian katamu
Karena apa yang ditanyakan itu sungguh sudah lama kau lupakan
*
Itulah awal kisah itu
Dari situ pulalah aku tahu
Betapa dahsyat perjuangan hidupmu
Perang antara kepolosan dirimu dengan tipu daya orang lain
Hingga kau hidup hanya dengan asa yang semakin runtuh
Lalu, setelah meninggalkan 4 lembar goresan tanganmu
Pada ayah tercinta
Kau pamit membawa hidupmu dengan kekecewaan yang dalam
Masih ada setitik asa pada dirimu
Sebelum niat meninggakan dunia fana ini kau lakukan
Sebuah negeri kecil di utara negerimu kau singgahi
Namun rindu akan kampung halaman menyiksamu
Hingga akhirnya kau melangkah lebih jauh
Negeri beton adalah tujuan akhirmu
Setelah kau diikat dengan tali yang rapuh
Sebelum keberangkatanmu
*
Pada lara yang tak kunjung hilang
Pada kecewa yang tak kunjung pergi
Kau jalani hidupmu di sana
Bagai layang layang putus kendali
Terbang melayang tanpa tujuan yang pasti
*
Namun, sapaan pagi itu telah mengubah sagalanya
Awan gelap yang menutupi mataharimu mulai menghindar
Wajah yang tadinya muram mulai memancarkan cahaya kehidupan
Langkah yang kau ayunkan mulai menapak dengan kuat
Asa yang telah hilang kau temukan lagi
Hati yang membeku pun mulai mencair
Senyum mulai menghiasi hari-harimu
Getaran indah mulai merasuki hatimu
Kau mulai bangkit dan bergerak
Menggapai mimpi yang lama tak menghiasi tidurmu
Diiringi doa, tasbih dan zikir yang kini membasahi bibirmu
15032014