
Sabtu pagi kemarin, saya mengikuti sebuah workshop yang diadakan Ketapels. Sebuah group Kompasianer yang tinggal di sekitar Tangerang Selatan dan sekitarnya. Karena acara akan dimulai pukul sembilan, pukul tujuh lewat beberapa menit saya berangkat dari rumah di Kunciran. Dengan berjalan kaki saya meninggalkan rumah menuju rest area Pinang, jalan tol Jakarta – Merak km 13,5 yang jaraknya sekitar 2 km dari rumah. Karena belum sempat sarapan sebelumnya, saya singgah dulu sejenak di tempat teman yang jualan lontong sayur untuk sarapan.
Selesai sarapan saya melanjutkan perjalanan. Sampai di rest area saya berhenti di pintu keluar lapangan parkir, menunggu bus Transjakarta jurusan Grogol – BSD. Saya melihat jam di hp, pukul 7:37, sambil berharap bus yang akan saya tumpangi segera datang. Tapi harapan saya itu nampaknya tidak sepenuhnya tercapai, hampir jam delapan, bus yang saya tunggu belum juga memasuk rest area.
Mungkin karena sehabis sarapan tadi saya tidak sempat istirahat dulu, dan langsung berjalan begitu selesai membayar. Saya merasakan ada rasa tidak enak di perut, ada yang ingin segera minta keluar. Saya coba untuk menahannya dan berharap itu saya selesaikan nanti di tempat acara. Sementara saya berharap semoga bus yang saya tunggu segera datang. Tapi nampaknya tidak mungkin, rasanya saya harus mengalah, tidak mungkin urusan ini saya selesaikan di tempat acara di Serpong nanti, bisa repot urusannya bila saya masih harus menahannya, bisa ngamuk semua penumpang bus nanti, hehehe…… Maka tanpa pikir panjang lagi, saya pun lalu pergi menuju toilet umum yang terletak tidak jauh dari tempat saya berdiri di rest area, menyelesaikan urusan yang tidak dapat ditunda tersebut. Sekitar lima menit kemudian saya kembali ke tempat menunggu bus dengan perasaan lega, plong…
Pukul 8.12 bus yang saya tunggu baru datang, perasaan saya sudah tidak enak, karena takut terlambat sampai di tempat acara. Tapi karena hanya itulah satu-satunya bus yang melayani penumpang ke BSD, ya pasrah saja, mau bagaimana lagi. Saya bersyukur jalan tol tidak macet, begitu juga jalan umum yang menuju Serpong, sehingga perjalanan bus tidak tersendat dan lancar jaya…
Pukul 8.55 bus Transjakarta yang saya tumpangi sampai di halte terakhir bus Transjakarta, di belakang Supermarket Giant, BSD. Karena sudah tahu posisi tempat di mana acara diadakan, dengan berpatokan Rumah Sakit Eka, dengan bertanya kepada pedagang rokok di halte bus, saya berjalan kaki menuju Oje Bakery. Pukul sembilan lewat 2 menit, saya pun sampai di meja registrasi di lantai dua Oje Bakery, alhamdulillah acara belum dimulai.
Pukul 9.15 workshop dibuka oleh tuan rumah Agatha Nirbanawati, sambutan dari founder Ketapels Rifki Feriandi dan presentasi workshop oleh Ani Berta. Workshop ini bertajuk Buka dan Raih Peluang Sebagai Blogpreneur. Ani yang sudah ngeblog sejak 2008 dan terjun sebagai fulltime blogger sejak 2013, dengan meninggalkan pekerjaannya sebagai pegawai accounting di sebuah perusahaan di Jakarta Selatan.
Semua orang bisa jadi Blogger, demikian Ani membuka presentasinya setelah memperkenalkan diri. Apakah dia pekerja kantoran, pelajar, mahasiswa, freelancer, masyarakat umum atau professional. Modal dasar seorang blogger adalah kemampuan menulis dan merangkai kata tentang sesuatu yang ditulisnya. Bagi blogger pemula memang menulis itu terasa sulit, tapi dengan kesungguhan hati kemampuan menulis itu bisa ditingkatkan dengan semakin tingginya jam terbang. Modal lain yang harus dimiliki oleh seorang blogger adalah peralatan menulis, dalam hal ini komputer atau laptop, dan untuk menayangkan tulisannya dibutuhkan blog itu sendiri, apakah blog pribadi atau blog keroyokan seperti Kompasiana, Blog Detik dan yang lainnya, serta tentu saja jaringan internet.
Disamping punya blog seorang blogger juga harus punya akun di media sosial, seperti facebook, twitter, instagram dan yang lainnya. Untuk apa akun media sosial ini? Kegunaannya adalah untuk membagikan atau men-share artikel baru yang ditulis di blog. Dengan mempromosikannya di media sosial, blog kita akan semakin dikenal. Apalagi kalau konten blog kita itu berisi artikel menarik yang memang dibutuhkan oleh para pembaca. Disamping itu nama blognya juga sedapat mungklin nama yang mudah diingat, atau eye catching. Sehingga mudah diingat oleh pembaca yang ingin kembali membaca artikel kita selanjutnya.
Perlengkapan standar lainnya seorang blogger adalah, kamera, smartphone, dan alat perekam suara. Serta tambahan lain adalah tongsis, powerbank dan tripod. Untuk mengolah atau mengedit foto, kita juga membutuhkan aplikasi pengolah foto dan video yang terinstal di komputer atau laptop seperti Photoshop untuk foto atau Powerdirector dan Adobe Premier untuk menyunting video.
Bersambung

Aduh senengnya bisa menghadiri Workshop yang keren ini. Sayang bunda bukan member Kompasiana, apalagi Ketapel. Mudah-mudahan segera diadakan Workshop lagi di BP, FB or mungkin di KEB. Ngomong2 Ayah Dian Kelana sarapan lontong sayurnya gulai pakis yang pedes kali jadi aja ada yang ngajak keluar, hihihi…ada–ada–aja si ayah.
Ayo Bunda, bikin akun di Kompasiana. Biar tambah luas jangkauan artikelnya. Silakan colek Ani Berta, kapan lagi workshop lanjutan ini.
Terimakasih telah berkunjung Bunda
Salam
wah saya nggak dicolek Pak Dian…..
Sekarang tinggal di Pinang, jadi masih deket-deket Kunciran jugalah (Kuncirannya sebelah mana nggih?)
Sang Nanang:
Berarti nggak jauh dong, saya tinggal di Blok K Kunciran Mas Permai, dekat pasar pagi, jalan Semeru. Mudah-mudahan kalau ada waktu nanti kita bisa kopdar.
Terimakasih telah berkunjung
Salam